--> 4/20/14 - 4/27/14 | Kang-Mauk (Ibnu Mas'ud)

informasi menarik dan menyenangkan

www.informasibogorbarat.blogspot.com (Blog Kang Maux)

Friday, April 25, 2014

no image

Mengabdi Selama 26 Tahun Menjadi Honorer,Tak Kunjung di Angkat Menjadi PNS

Rosdiana (tengah) sedang mengelukan nasibnya yang lama jadi tenaga honorer kepada wakil rakyat, Oyo Sukarya (kiri) ditemani mur


Assalamu'alaikum wr.wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


KUNINGAN- KISAH memilukan dialami seorang warga Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Rosdiana (59). Pada usianya yang mendekati masa pensiun, guru MI Guppi Karang Baru Cipedes, Kecamatan Ciniru, itu merasa tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Ini terungkap ketika dirinya menyambangi gedung DPRD Kuningan, kemarin (11/9). Dengan mengenakan seragam pegawai, ia menuturkan kisahnya itu kepada salah seorang wakil rakyat asal F-Golkar, Oyo Sukarya SE MMPub.
“Sejak lulus madrasah aliyah (MA) tahun 1984 saya mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di MI Guppi Karang Baru Cipedes. Untuk menuju sekolah tersebut saya harus berjalan kaki naik turun sepanjang 2 KM,” tutur ayah beranak dua itu yang mengaku tidak mampu membeli sepeda motor.
Selama 26 tahun tersebut dirinya mencoba mengikuti testing PNS sebanyak dua kali. Namun upayanya selalu gagal. Lamanya masa bakti tampaknya tidak berpengaruh pada cepat atau lambatnya pengangkatan. Bahkan Rosdiana menyebutkan, terdapat ratusan guru honorer lain yang bermasa kerja lama namun belum terangkat.
“Malah saya kesusul sama murid-murid saya yang kini sudah jadi guru juga di sekolah yang sama. Salah satunya Athaulah Ahmad ini,” ujar Nana—sapaan akrabnya—seraya tanggannya memegang bahu Athaulah Ahmad yang tengah duduk di sampingnya.
Sambil menyodorkan lembaran NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Nana mengaku telah memilikinya. Harapan pria yang mencoba nyambi mencari rumput makanan domba itu, segera dapat menikmati penghasilan besar dengan menjadi pegawai negeri. Sebab selama ini ia hanya bisa memperoleh gaji Rp750 ribu/3 bulan dengan tambahan dari dana BOS Rp300 ribu/3 bulan.
Meski status yang disandangnya sebagai tenaga guru Kemenag, Nana mengaku, sempat meminta pertolongan kepada bupati beberapa tahun lalu. Bahkan keluhannya itu disampaikan sebanyak 2 kali. Tapi tetap statusnya tidak berubah lantaran merupakan kewenangan Kemenag.
Dengan iktikad ibadah, Nana terus menjalani profesinya sebagai tenaga pengajar. Sebab antara dirinya dengan murid seolah tidak ada jarak. Bahkan ia menganggap para muridnya itu sebagai anak sendiri. Sang Umar Bakri ini betul-betul menjiwai profesinya sebagai tenaga pendidik.
“Saya memang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi guru, makanya sulit ditinggalkan. Padahal orang lain banyak yang menyuruh saya untuk menjalani profesi lain, namun tidak saya hiraukan,” kata Nana.
Menanggapi keluhan Nana, Oyo Sukarya selaku anggota dewan merasa prihatin. Dengan adanya fenomena seperti itu maka ia berkesimpulan ada yang salah dengan sistem kepegawaian di lingkungan Kemenag. Oyo berharap, semoga ada solusi yang bisa memanusiakan manusia.
“Kasihan Pak Nana, untuk menggapai harapannya menjadi PNS sampai ditelan usia. Nasib yang dialami beliau, mungkin dialami pula oleh para guru honorer lain yang diperkirakan ratusan orang,” ungkapnya. (ded)

Sumber : radarcirebon.com


Kisah Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Kisah Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

Cerita Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Siapa yang tak kenal lagu ini lirik hymne guru berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa“? Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.



Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun. Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.

Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.

Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.

Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.

Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.



BERMULA DARI LOKANANTA 
Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya. Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.
Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.

DARI SECARIK KORAN

Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya. Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.

PENGHARGAAN MINIM

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. 


sumber 

Thursday, April 24, 2014

Cara Mudah dan Gampang Mengubah Permalink Blog

Cara Mudah dan Gampang Mengubah Permalink Blog

Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

Tips Mengubah Permalink Blogspot

Permalink Blogspot
Permalink adalah tautan atau link permanen, singkatan dari "Permanent Link", berupa URL ataub alamat posting di blog. Katanya sih, permalink ini bagian dari "SEO Onpage" sebagai senjata untuk mempertajam SEO.
Permalink blogspot mencantumkan tahun dan bulan sebelum mencantumkan judul posting. Ini "default" blogger alias "harus diterima dengan ikhlas", meskipun tampaknya permalink demikian "kurang SEO", dibandingkan dengan permalink yang, misalnya, mencantumkan label/kategori.

Google, sang pemilik Blogger, juga menjelaskannya di posting mereka tentang Custom Permalinks. Intinya, kita hanya bisa mengubah judul setelah angka tahun/tanggal.

Selain itu,  kita tidak bisa mengubah Permalink posting yang sudah dipublikasikan. Kebanyakan blogger "terpaksa" copas posting, menghapusnya, lalu membuat posting yang baru dengan "paste" konten lama plus sedikit update atau modifikasi.

Padahal, ada cara lain, tidak mesti menghapus posting lama dan membuat yang baru untuk menubah permalink tersebut. Caranya, EDIT posting tersebut, REVERT TO DRAFT, lalu ubah permalink, dan publish lagi!

Cara Mengubah Permalink Blogspot
Ini dia Cara Mengubah Permalink Postingan di Blogspot sebagaimana dikasi tau sama Google.

When you write a post, Blogger automatically generates a permalink (a URL that links to a blog post) for your post from its title. If you prefer to use a custom permalink, you can do so via the “Permalink” option in the Post Settings box.

Although you’ll still have the option to generate the URLs for posts automatically, the customized option gives your URL greater stability. For example, because Blogger automatically creates the URL from information from your post title, your URL would change should you decide to edit the title. This would result in broken links, and fewer visitors to your blog.

Once you click Permalink, you’ll see that the option for automatic posting is selected as default. To create your own URL for this specific post, simply select Custom, and type in your new URL. If you wrote the post in March of 2012, your new URL will look like this:

www.nameofblog.blogspot.com/2012/03/customURL.html

The bolded area is the part of the URL that is customizable.

If you choose Automatic Blogger will generate the URL from the title of your post. So let’s say you created a post on March of 2012, and you titled it "Hiking in Vermont." The URL for that post would look like this:

www.nameofblog.blogspot.com/2012/03/hiking-in-vermont.html

Alternatif Mengubah Permalink Blogspot untuk SEO
Selain memanfaatkan fasilitas "Permalink", khususnya jika judul posting terlalu pananjang sehingga terpotong, banyak blogger kemudian mengubah permalink untuk kepenyingan SEO.

Caranya, dengan membuat box khusus di akhir posting, seperti bisa And lihat di akhir posting yang sedang Anda baca ini: "Anda sudah membaca .... dst."

Begini cara membuatnya:
1. Template --> Edit HTML
2. Cari kode ]]> dan letakkan kode berikut ini di atasnya:

.permalinkblogspot {
border: 1px solid #EFF0F1; padding: 5px;
background: #ffffff;-moz-border-radius:5px;}
.permalinkblogspot a {background:none;}
img.float-right {margin: 5px 0px 0 10px;}
img.float-left {margin: 5px 10px 0 0px;}

3. Cari kode <data:post.body/> atau <p><data:post.body/></p> dan simpan kode berikut ini di bawahnya. Jika dua atau lebih kode <data:post.body/> yang mungkin timbul karena template blog menggunakan "Read More", maka pilih kode <data:post.body/> yang kedua.

<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><div class='permalinkblogspot'> <center><small>Anda sudah membaca posting  tentang <strong><u><data:blog.pageName/></u></strong> dan bisa menemukan posting <data:blog.pageName/> ini dengan url <strong><data:post.url/></strong>. Silakan share atau copy paste posting <strong><data:blog.pageName/></strong> dengan mencantumkan link Sumber: <u><a expr:href='data:post.url'><data:blog.pageName/></a></u> Terima kasih.....</small></center></div></b:if>

Anda bisa mengubah kata-kata selain kode dengan kalimat versi Anda sendiri.

4. SAVE!

Selain permalinks, yang sering kita lupakan adalah fasilitas "Search Description" saat kita menulis posting. Isi juga tuh, biar SEO!
Daftar Harga Paket Internet Smartfren 2014

Daftar Harga Paket Internet Smartfren 2014

Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

saya biasa pake koneksi dengan modem Smartfen yang selalu siaga. Dulu, paket internet harian Unlimited harganya Rp5000, lalu naik menjadi Rp7500, dan eh.... hari ini nih, ternyata naik lagi menjadi Rp10.000 Hadeww makin lama makin mahal bukan makin murah xixixix waktu daftar langganan paket harian dengan Call ke *123*3*2*1

Penasaran, saya buka saja website resmi Smartfen. Saya sulit menemukan kode nomor *123*3*2*1 yang biasa saya pake untuk daftar langganan  Paket Internet Smartfren Harian seharga Rp5000. Anehnya --juga untungnya-- ketika Call ke *123*3*2*1, saya dinyatakan mendapatkan paket internet harian seharga 10 ribu.

Rupanya sudah banyak perubahan di daftar paket dan harga serta cara registrasinya.

Berikut ini Daftar Harga Paket Internet Smartfren Harian Terbaru 2014
(KLIK GAMBARNYA UNTUK MEMPERBESAR UKURANNYA)



Daftar Harga Paket Internet Smartfren Harian Terbaru 2014

Daftar Harga Paket Internet Smartfren Harian Terbaru 2014

Daftar Harga Paket Internet Smartfren Harian Terbaru 2014
Sedangkan  Paket Internet Smartfren Harian yang lama adalah sebagai berikut:
Jika Anda ingin berhenti langganan paket intenet Smartfren, maka ketik connex off dan kirim ke 123.*