--> 12/29/13 - 1/5/14 | Kang-Mauk (Ibnu Mas'ud)

informasi menarik dan menyenangkan

www.informasibogorbarat.blogspot.com (Blog Kang Maux)

Saturday, January 4, 2014

Cara Internetan Gratis Telkom Flexi Unlimited

Cara Internetan Gratis Telkom Flexi Unlimited

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat
Blog informasi dari sukajaya bogor barat kali ini share tentang " Internet Gratis Flexi Unlimited 2014 "

Cara-caranya Cukup Mudah
langsung aja nih, Lumayan lah buat internetan walaupun sedikit agak lemot  
  1.   Secangkir Kopi 
  2.   Modem CDMA plus Kartu Flexi yang masih aktif. " usahakan jangan ada pulsanya alias pulsa 0.
        klo    masih ada jangan yah.. 
  3.   ingat pulsa harus Rp.0 ataupun Rp.1 asal jangan diatas Rp.1000 heehee 
        lumayan mending pake buat smsan aja 
  4.   KETIK SMS dari modem anda DENGAN FORMAT : PROMO2  Kirim ke 2255
  5.   nanti akan ada balasan " username dan password
  6.   masukkan User dan Passwrdnya  
 
Selamat beraktifitas semoga sukses 


 

no image

Do'a Peredam Marah


Assalamu'alaikum wr.wb
Blog dari Calingcing Bogor Barat




Doa Peredam Marah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Marah bagian dari sifat manusia yang ditanamkan dalam dirinya untuk menjadi ujian baginya. Tidak semuanya tercela. Ada sebagiannya yang terpuji. Yaitu marah yang dilakukan karena Allah disebabkan ada aturan-aturan Allah yang dilanggar.
Sedangkan marah secara umum yang diakibatkan emosi memuncak dalam dada adalah tercela. Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan marah yang semacam itu hasil dari godaan syetan, “Marah itu dari Syetan.” (HR. Abu Dawud)
Karenanya, jika seseorang sedang marah atau dikuasai amrah hendaknya ia memadamannya dengan berwudhu’.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Marah itu dari Syetan. Ia dicipta dari api. Sesungguhnya api padam dengan air. Jika salah seorag kalain marah hendaknya ia berwudhu.” (HR. Abu Dawud)
Selain berwudhu’, disyariatkan juga untuk berdoa. Yakni berlindung kepada Allah dari godaan syetan terkutuk dengan membaca ta’awudz.
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk).”
Hal ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Salah satu godaan syetan adalah bangkitnya amarah dan keinginan melampiaskannya. Walaupun maknanya tidak terbatas pada ini saja. Jika godaan tersebut nampak maka hendaknya segera berlindung kepada Allah agar dihindarkan dari dampak buruknya.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلَانِ يَسْتَبَّانِ فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Saat aku duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada dua orang saling memaki (adu mulut). Salah seorang dari keduanya memerah mukanya dan menegang urat lehernya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh aku tahu ada satu kalimat kalau ia ucapkan maka akan hilang apa yang ada padanya, kalau saja ia membaca:
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk)”, pasti hilang apa yang ada padanya. (HR. Bukhari & Muslim)
Ada juga doa lain yang dibaca Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar diberi kemampuan untuk tetap berkata yang benar saat lapang dada maupun marah.
وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ
Dan aku minta kepada-Mu perkataan yang benar saat senang dan marah.” (HR. Ahmad dan Al-Nasai dari hadits Ammar bin Yaasir. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Al-Misykah, no. 2497)
Penutup
Orang bertakwa bukan berarti orang yang tak bisa marah. Tapi, orang yang mampu mengendalikan amarahnya saat diyakini tidak mendatangkan kebaikan signifikan. Ia lebih dekat kepada sifat lembut dan memaafkan. Karena jika godaan syetan yang memainkan emosinya muncul ia ingat dampak buruk yang ditanggungnya di akhirat sehigga ia segera berusaha memadamkannya dan berlindung kepada Allah Yang Mahakuasa untuk melindungi dirinya dari godaan syetan tersebut. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com




Doa Peredam Marah

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Marah bagian dari sifat manusia yang ditanamkan dalam dirinya untuk menjadi ujian baginya. Tidak semuanya tercela. Ada sebagiannya yang terpuji. Yaitu marah yang dilakukan karena Allah disebabkan ada aturan-aturan Allah yang dilanggar.
Sedangkan marah secara umum yang diakibatkan emosi memuncak dalam dada adalah tercela. Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan marah yang semacam itu hasil dari godaan syetan, “Marah itu dari Syetan.” (HR. Abu Dawud)
Karenanya, jika seseorang sedang marah atau dikuasai amrah hendaknya ia memadamannya dengan berwudhu’.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Marah itu dari Syetan. Ia dicipta dari api. Sesungguhnya api padam dengan air. Jika salah seorag kalain marah hendaknya ia berwudhu.” (HR. Abu Dawud)
Selain berwudhu’, disyariatkan juga untuk berdoa. Yakni berlindung kepada Allah dari godaan syetan terkutuk dengan membaca ta’awudz.
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk).”
Hal ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Salah satu godaan syetan adalah bangkitnya amarah dan keinginan melampiaskannya. Walaupun maknanya tidak terbatas pada ini saja. Jika godaan tersebut nampak maka hendaknya segera berlindung kepada Allah agar dihindarkan dari dampak buruknya.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلَانِ يَسْتَبَّانِ فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Saat aku duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada dua orang saling memaki (adu mulut). Salah seorang dari keduanya memerah mukanya dan menegang urat lehernya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh aku tahu ada satu kalimat kalau ia ucapkan maka akan hilang apa yang ada padanya, kalau saja ia membaca:
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk)”, pasti hilang apa yang ada padanya. (HR. Bukhari & Muslim)
Ada juga doa lain yang dibaca Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar diberi kemampuan untuk tetap berkata yang benar saat lapang dada maupun marah.
وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ
Dan aku minta kepada-Mu perkataan yang benar saat senang dan marah.” (HR. Ahmad dan Al-Nasai dari hadits Ammar bin Yaasir. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Al-Misykah, no. 2497)
Penutup
Orang bertakwa bukan berarti orang yang tak bisa marah. Tapi, orang yang mampu mengendalikan amarahnya saat diyakini tidak mendatangkan kebaikan signifikan. Ia lebih dekat kepada sifat lembut dan memaafkan. Karena jika godaan syetan yang memainkan emosinya muncul ia ingat dampak buruk yang ditanggungnya di akhirat sehigga ia segera berusaha memadamkannya dan berlindung kepada Allah Yang Mahakuasa untuk melindungi dirinya dari godaan syetan tersebut. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/01/05/28489/doa-peredam-marah/#sthash.mZQDjWSZ.dpuf

Doa Peredam Marah

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Marah bagian dari sifat manusia yang ditanamkan dalam dirinya untuk menjadi ujian baginya. Tidak semuanya tercela. Ada sebagiannya yang terpuji. Yaitu marah yang dilakukan karena Allah disebabkan ada aturan-aturan Allah yang dilanggar.
Sedangkan marah secara umum yang diakibatkan emosi memuncak dalam dada adalah tercela. Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan marah yang semacam itu hasil dari godaan syetan, “Marah itu dari Syetan.” (HR. Abu Dawud)
Karenanya, jika seseorang sedang marah atau dikuasai amrah hendaknya ia memadamannya dengan berwudhu’.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Marah itu dari Syetan. Ia dicipta dari api. Sesungguhnya api padam dengan air. Jika salah seorag kalain marah hendaknya ia berwudhu.” (HR. Abu Dawud)
Selain berwudhu’, disyariatkan juga untuk berdoa. Yakni berlindung kepada Allah dari godaan syetan terkutuk dengan membaca ta’awudz.
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk).”
Hal ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Salah satu godaan syetan adalah bangkitnya amarah dan keinginan melampiaskannya. Walaupun maknanya tidak terbatas pada ini saja. Jika godaan tersebut nampak maka hendaknya segera berlindung kepada Allah agar dihindarkan dari dampak buruknya.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلَانِ يَسْتَبَّانِ فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Saat aku duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada dua orang saling memaki (adu mulut). Salah seorang dari keduanya memerah mukanya dan menegang urat lehernya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh aku tahu ada satu kalimat kalau ia ucapkan maka akan hilang apa yang ada padanya, kalau saja ia membaca:
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A’udzu Billahi Minasy Syarithanir Rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari syetan terkutuk)”, pasti hilang apa yang ada padanya. (HR. Bukhari & Muslim)
Ada juga doa lain yang dibaca Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar diberi kemampuan untuk tetap berkata yang benar saat lapang dada maupun marah.
وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ
Dan aku minta kepada-Mu perkataan yang benar saat senang dan marah.” (HR. Ahmad dan Al-Nasai dari hadits Ammar bin Yaasir. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Al-Misykah, no. 2497)
Penutup
Orang bertakwa bukan berarti orang yang tak bisa marah. Tapi, orang yang mampu mengendalikan amarahnya saat diyakini tidak mendatangkan kebaikan signifikan. Ia lebih dekat kepada sifat lembut dan memaafkan. Karena jika godaan syetan yang memainkan emosinya muncul ia ingat dampak buruk yang ditanggungnya di akhirat sehigga ia segera berusaha memadamkannya dan berlindung kepada Allah Yang Mahakuasa untuk melindungi dirinya dari godaan syetan tersebut. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/01/05/28489/doa-peredam-marah/#sthash.mZQDjWSZ.dpuf
no image

Jangan Sembarangan Berhentikan Honorer

Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat
Blog Butut : Jangan Sembarangan Berhentikan Honorer

UNDANG-undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yang disahkan 19 Desember 2013 tidak lagi mengenal istilah honorer. Konsekuensinya, pemda sudah tidak boleh lagi menganggarkan gaji untuk mereka.
Di awal-awal tahun anyar ini, sejumlah pemda sudah mulai mengambil langkah penyesuaian. Sebagai contoh, Pemprov Sumut yang melakukan pemecatan secara mendadak terhadap 146 Tenaga Harian Lepas (THL) yang selama ini bekerja di lingkungan Pemprov Sumut dan rumah dinas Gubernur Sumatera Utara.
Diperkirakan, pemda-pemda lain juga akan mengambil langkah serupa. Nah, bagaimana tanggapan pemerintah pusat terkait masalah ini? Berikut wawancara wartawan JPNN.com, Soetomo Samsu, dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Sutrisno, Jumat (3/1).

Ada pemda yang mulai memberhentikan tenaga honorer yang sudah tidak punya peluang lagi diangkat menjadi CPNS. Tanggapan Anda?
Memang, lanjutnya, sejak terbitnya PP Nomor 48 Tahun 2005 jo PP 43 Tahun 207 tentang pengangkatan tenaga honorer, seluruh instansi sudah dilarang mengangkat tenaga honorer. Pemda harus lebih fokus untuk memberdayakan pegawai yang sudah ada untuk efisiensi. Manfaatkan tenaga yang ada, boleh geser sana sini.

Langkah pemberhentian dibenarkan?
Ya, karena kalau masih ada honorer, pemda harus sudah mulai berpikir, mempekerjakan orang itu harus bertanggung jawab. Di UU ASN disebutkan, harus ada jaminan kesehatan dan lain-lain sesuai aturan ketenagakerjaan. Kalau sekadar mengangkat orang, dibayar di bawah UMR, ya itu namanya tidak bertanggung jawab.

Mekanisme pemberhentian seperti apa? Apa boleh mendadak?
Pemda tidak boleh langsung begitu saja memberhentikan tenaga honorer. Harus dilakukan secara arif, harus dilihat juga bagaimana isi kontraknya dulu saat mereka diangkat menjadi honorer. Kalau tidak ada kontraknya yang jelas, ya repot. Juga harus sosialisasi terlebih dahulu kepada para tenaga honorer itu agar tidak kaget. Gak boleh gitu. Harus ada sosialisasi sebelumnya. Harus dijelaskan mengapa diberhentikan, jelaskan juga aturan baru yang mendasari pemberhentian itu.

Apakah yang diberhentikan itu harus diberi pesangon?
Masalah ini tergantung dari isi kontrak kerja masing-masing honorer. Pada saat menjadi honorer, bagaimana perjanjian kontraknya. Apakah disebutkan ada pesangon atau tidak. Ini sebagian besar kan gaka jelas, tidak ada kontrak kerjanya. Jadi, kalau mereka sudah tidak bisa diangkat menjadi PNS, ya harus diselesaikan secara arif, ajak bicara dulu, terutama harus ada sosialisasi terlebih dahulu.

Jadi yang salah pemdanya? Mengangkat honorer tanpa perhitungan?
Seperti saya sebetkan tadi, sejak terbit PP 48 Tahun 2005, sudah tidak boleh lagi mengangkat honorer. Konsekuensinya, ya harus diberhentikan kalau memang sudah tidak ada anggaran atau sudah tidak ada pekerjaan. Tapi, sekali lagi, caranya harus baik-baik. Jangan mendadak-mendadak, tak bisa serta-merta.

Kalau ada dasar aturannya, berarti banyak pemda yang akan mengambil langkah seperti Pemprov Sumut?
Ya, ini merupakan bagian dari penataan pegawai.Karena faktanya, di instansi pemerintahan itu yang bekerja ada PNS ada juga non PNS. Nah, ini yang harus ditata.

Jika faktanya instansi membutuhkan tenaga non PNS, dari mana diambil?
Di BKN sendiri juga ada tenaga non PNS, seperti satpam dan supir. Namun BKN mengambil mereka dari perusahaan outsorching. Karena kalau dari outsorching, selain kesejahteraan mereka terjamin, juga mereka merupakan tenaga terlatih. Kita tinggal memantau bagaimana kinerja mereka.*** 

Sumber : JPNN.COM