--> DuniaEdukasi.Net | Kang-Mauk (Ibnu Mas'ud)

informasi menarik dan menyenangkan

www.informasibogorbarat.blogspot.com (Blog Kang Maux)

Wednesday, August 8, 2012

DuniaEdukasi.Net

| Wednesday, August 8, 2012

DuniaEdukasi.Net


Peningkatan Kualifikasi Guru Belum Signifikan

Posted: 08 Aug 2012 07:02 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Peningkatan kualifikasi pendidikan guru minimal sarjana, terutama di kalangan guru TK/SD, belum signifikan. Untuk itu, percepatan kualifikasi guru-guru dalam jabatan ini dilakukan juga dengan cara mengakui pengalaman kerja dan hasil belajar mereka.
"Baru sekitar 25 persen guru SD yang kualifikasi pendidikannya sesuai amanat Undang Undang Guru dan Dosen, minimal D IV atau S-1. Karena itu, percepatan harus dilakukan dengan program terobosan-terobosan," kata Unifah Rosyidi, Kepala Pengembangan Profesi Pendidik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Rabu (8/8/2012).
Menurut Unifah, para guru dalam jabatan menghadapi kendala untuk melanjutkan kuliah karena ada keharusan tidak meninggalkan tugas mengajar. Untuk itu, sejak tiga tahun lalu dibuat kebijakan pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB) tiap guru yang berkuliah lagi.
Toho Cholik Mutohir, Koordinator Tim PPKHB mengatakan, penuntasan kualifikasi pendidikan guru tidak bisa hanya dengan kuliah reguler di lembaga pendidikan dan tenaga kependidilkan (LPTK). Kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang fleksibel juga tidak cukup karena program studi yang terbatas.
Kebutuhan untuk program studi pendidikan guru TK dan SD cukup besar. Demikian juga program pendidikan jasmani dan kesehatan. Namun, program studi ini masih terbatas sehingga mempersulit penuntasan kualifikasi pendidikan guru dalam jabatan.
"Nah, untuk guru dalam jabatan yang pendidikannya masih SMA/SPG dan diploma, percepatan kualifikasi dibantu dengan adanya PPKHB. Pengalaman kerja dan hasil diklat mereka diperhitungkan sebagai SKS. Ketika kuliah di LPTK/UT, beban SKS para guru ini bisa dikurangi," kata Toho.
Saat ini ada 81 LPTK yang ditunjuk pemerintah untuk menerima guru dalam jabatan yang melanjutkan kuliah. Tiap LPTK ini dapat mengurangi beban SKS guru dengan PPKHB. "Kita buat pegangan bagi tiap LPTK untuk mengkonversi PPKHB jadi pengurangan SKS guru," ujar Toho.
Baedhowi, Penasihat Tim PPKHB mengatakan, pemerintah daerah sulit memberi izin belajar guru dalam jabatan. Sebab, jumlah guru yang belum berkualifikasi sarjana masih banyak. "Dengan terobosan PPKHB, waktu belajar guru jadi berkurang. Namun, tetap jaminan mutu harus diutamakan. Sebab, pendidikan dan pelatihan guru harus terstandar," kata Baedhowi.
Unifah menambahkan, untuk para guru SD ini dibuat juga modul terpadu yang bisa dipakai untuk pelatihan. Sebanyak tujuh LPTK negeri dan swasta dipilih membuat modul terpadu dengan juga melibatkan LPMP atau P4TK di daerah yang menjamin mutu pelatihan guru.


seratus (100) tokoh dunia : 60 JOSEPH LISTER 1827-1912

Posted: 07 Aug 2012 08:53 PM PDT

Ahli bedah Inggris Joseph Lister yang memperkenalkan penggunaan antiseptik dalam operasi dilahirkan tahun 1827 di Upton, Inggris. Tahun 1852 dia meraih gelar dokter dari Universitas College London selaku mahasiswa yang cemerlang. Tahun 1861 dia jadi ahli bedah di rumah sakit Kerajaan Glasgow, kedudukan yang dijabatnya selama delapan tahun. Terutama dalam jangka masa ini dia mengembangkan metode antiseptik dalam pembedahan.
Di rumah sakit itu Lister dibebani tugas di blok baru barak operasi. Di sini dia dikejutkan oleh tingginya angka kematian. Infeksi serius seperti kelumpuhan bagian anggota badan karena kekurangan penyaluran darah merupakan kejadian umum setelah operasi berlangsung. Lister mencoba menjaga agar barak senantiasa dalam keadaan bersih, tetapi toh tidak banyak menolong. Angka kematian masih tetap tinggi. Banyak dokter menganggap uap udara tak sehat yang keluar dari tanah "miasmas" (noxious vapors) yang berada di sekitar rumah sakitlah yang menjadi penyebabnya. Pendapat ini tidak memuaskan Lister.
Kemudian, di tahun 1865, dia baca siaran Louis Pasteur yang memperkenalkannya kepada teori penyakit kuman. Ini menyuguhkan Lister satu kunci gagasan baru. Andaikata benar penyakit itu lantaran kuman, maka pencegah terbaik melawan infeksi adalah membunuh kuman sebelum mencapai tempat luka yang terbuka. Dengan menggunakan "Carbolik acid" selaku pembunuh kuman, Lister dengan demikian telah melakukan satu pola baru cara-cara antiseptik. Dia bukan saja membersihkan tangan dengan cermat sebelum menghadapi pembedahan, tetapi juga melakukan pengamatan terhadap peralatan yang digunakan berikut pakaian-pakaian agar sepenuhnya bersih. Dia betul-betul menyemprotkan "carbolik acid" yang berbau tajam pencegah antiseptik ke udara dalam kamar operasi. Hasilnya mengagumkan, angka kematian menurun. Antara tahun 1861-1865, angka kematian rata-rata pada pria 45%, sedangkan menjelang tahun 1869 menyusut jadi 15% saja.
Kertas kerja Lister pertama ihwal antiseptik dalam pembedahan diterbitkan tahun 1867. Gagasannya tidak begitu saja cepat diterima. Tetapi di tahun 1869 ia ditawari kedudukan sebagai Kepala Klinik Bedah Universitas Edinburgh, dan selama tujuh tahun bekerja di sana ketenarannya meluas. Di tahun 1875 ia berkeliling di Jerman memberikan ceramah tentang gagasan dan metodenya; dan pada tahun berikutnya, dengan maksud yang sama ia berkeliling di Amerika Serikat. Tetapi sebagian besar dokter di sana belum yakin. Sementara itu, di tahun 1877 dia ditawari kedudukan jadi Kepala Bagian Bedah Perguruan Tinggi Kerajaan di London yang di pegangnya selama lebih dari lima belas tahun. Peragaan pembedahan dengan antiseptiknya di London mengundang banyak perhatian kalangan dunia kedokteran dan pemeriksaan orang terhadap gagasannya pun semakin meluas. Di akhir hayatnya, prinsip-prinsip pokok pembedahan antiseptik boleh dibilang sudah diterima oleh hampir semua dokter.
Lister peroleh macam-macam penghargaan atas hasil rintisannya. Dia menjadi ketua "Royal Society" selama lima tahun, satu kedudukan yang terhormat. Dan tak kurang pentingnya, dia menjadi dokter bedah pribadi Sri Ratu. Dia kawin, tetapi tak punya anak barang seorang pun. Dia menghembuskan nafas penghabisan di Walmer, Inggris.
Penemuan Lister tak syak lagi secara mendasar telah merevolusionerkan bidang pembedahan dan telah menyelamatkan rasa cemas orang akibat infeksi seperti terjadi di abad lampau. Lebih jauh dari itu, pembedahan kini mampu mengatasi kerja-kerja yang rumit yang tak akan pernah terjadi di masa lampau. Misalnya, seabad yang lampau operasi yang menyangkut pelubangan bagian dada tak pernah terbayangkan. Berada di luar jangkauan pemikiran. Kendati teknik pembedahan antiseptik kini berbeda dengan di jaman Lister, namun dasar idenya serupa dan tak lain dari perluasan prinsip Lister semata.
Orang bisa saja menuntut bahwa gagasan Lister amat jelas bersamaan dengan apa yang diperbuat Pasteur sehingga sebenarnya Lister tidak punya arti penting yang luar biasa. Namun, sudahlah jelas, tulisan-tulisan Pasteur telah dikembangkan dan dipopulerkan orang. Begitu pula, pemasukan kedua nama Pasteur dan Lister dalam buku ini tidaklah berarti telah terjadi penemuan serupa oleh dua orang yang berbeda. Pemraktekan teori penyakit yang ditimbulkan oleh kuman merupakan sesuatu yang amat penting sehingga meskipun penghargaan itu dibagi-bagi, toh Pasteur, Leeuwenhoek, Fleming dan Lister sepenuhnya akan termasuk dalam daftar.
Tak mungkin ada keberatan penempatan Lister begitu tinggi dalam urutan daftar buku ini. Hampir selama dua puluh tahun sebelum Lister menggarap pekerjaannya, dokter, berkebangsaan Hongaria Ignaz Semmelweiss (1818-1865) yang bekerja di rumah sakit umum Wina telah memperagakan dengan jelas keuntungan-keuntungan yang diperoleh prosedur antiseptik, baik untuk pembedahan maupun kebidanan. Tetapi, meski Semmelweiss menjadi gurubesar dan menulis buku yang bagus sekali berisikan ide-idenya, tetapi secara keseluruhan dia tidak diperhitungkan orang. Joseph Listerlah yang tulisan-tulisannya, ceramah-ceramahnya dan peragaannya yang benar-benar meyakinkan dunia kedokteran tentang pentingnya antiseptik dalam praktek pengobatan.

http://media.isnet.org/iptek/100/index.html


Related Posts